Paragraf: Pengertian, Ciri, Struktur, Macam, Contoh, Unsur, Syarat dan Fungsinya Lengkap
https://blogbahasa-indonesia.blogspot.com/2017/12/paragraf.html
Advertisement
Baca Juga:
Paragraf tentunya terdapat di setiap jenis tulisan baik cetak maupun elektronik. Suatu paragraf sangat menentukan seberapa baik tulisan seseorang. Nah, pada kesempatan kali ini kita akan belajar mengenai semua hal yang berhubungan dengan paragraf yang meliputi pengertian, ciri-ciri, struktur, unsur, syarat, fungsi, serta jenis-jenis paragraf lengkap dengan contohnya. Untuk itu silahkan kalian simak penjelasan berikut ini.
Definisi Paragraf
Paragraf adalah gabungan kalimat yang mengandung satu gagasan pokok dan didukung oleh gagasan-gagasan penjelas. Gagasan pokok dan gagasan penjelas ini tentunya harus memiliki keterpaduan antara bentuk dan maknanya. Sebuah paragraf bisa ditulis dengan diawali bait yang menjorok atau alinea atau bisa juga ditulis dalam bentuk yang lurus, denga dibatasi spasi antar paragraf seperti dalam artikel ini.
Ciri-Ciri Paragraf
Dari pengertian paragraf di atas, maka tentunya kita dapat mengidentifikasi ciri-ciri sebuah paragraf, yaitu sebagai berikut.
1. Kalimat pada baris pertama terletak menjorok ke dalam, yakni dengan jarak lima ketukan spasi untuk jenis karangan biasa. Untuk kalimat pada baris selanjutnya biasanya lebih maju dari kalimat pada baris pertama.
2. Jika kalimat pada baris pertama tidak ditulis menjorok ke dalam, maka paragraf ditulis lurus dan antara paragraf satu dengan paragraf yang lain diberi spasi.
3. Paragraf memiliki dua jenis kalimat, yaitu kalimat utama dan kalimat penjelasan.
4. Sebuah paragraf biasanya memakai satu kalimat utama dan beberapa kalimat penjelas.
Syarat-Syarat Paragraf
Seperti halnya kalimat, sebuah paragraf harus memenuhi syarat-syarat tertentu. paragraf yang baik dan efektif harus memenuhi syarat kohesi (kesatuan), koherensi (keterkaitan) dan kelengkapan. Berikut ini penjelasannya.
■ Kohesi (Kesatuan)
Yang di maksud dengan kesatuan dalam paragraf adalah bahwa dalam setiap paragraf harus terdapat satu pikiran yang jelas. Sebuah paragraf dikatakan mempunyai kesatuan jika seluruh kalimat dalam paragraf hanya membicarakan satu ide pokok, jika dalam sebuah paragraf terdapat kalimat yang menyimpang dari masalah yang sedang dibicarakan, berarti dalam paragraf itu terdapat lebih dari satu ide.
Yang di maksud dengan kesatuan dalam paragraf adalah bahwa dalam setiap paragraf harus terdapat satu pikiran yang jelas. Sebuah paragraf dikatakan mempunyai kesatuan jika seluruh kalimat dalam paragraf hanya membicarakan satu ide pokok, jika dalam sebuah paragraf terdapat kalimat yang menyimpang dari masalah yang sedang dibicarakan, berarti dalam paragraf itu terdapat lebih dari satu ide.
■ Koherensi (Kepaduan/Keterkaitan)
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah paragraf ialah koherensi atau kepaduan. Satu paragraf bukanlah merupakan tumpukan atau kumpulan kalimat yang masing-masing berdiri sendiri atau terlepas, tetapi dibangun oleh kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik. Pembaca dapat dengan mudah memahami dan mengikuti jalan pikiran penulis tanpa hambatan karena adanya loncatan pikiran yang membingungkan. Urutan pikiran yang teratur, akan memperlihatkan adanya kepaduan.
■ Kelengkapan
Suatu paragraf dikatakan lengkap, jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik atau kalimat utama. Sebaliknya paragraf dikatakan tidak lengkap, jika tidak dikembangkan, atau hanya diperluas dengan pengulangan-pengulangan.
Unsur-Unsur dalam Paragraf
Dalam sebuah paragraf harus terdapat tiga unsur penting agar suatu tulisan bisa dikatakan paragraf. Tiga unsur tersebut yakni ide pokok atau gagasan utama, kalimat utama dan kalimat penjelasan.
■ Ide pokok atau gagasan utama adalah ide yang menjiwai paragraf atau bisa dikatakan inti dari sebuah paragraf. Misalnya kebanjiran.
■ Kalimat utama adalah kalimat yang merepresentasikan ide utama dalam sebuah paragraf. Misalnya: Terjadi bencana banjir sabtu malam di daerah Garut, Bandung.
■ Kalimat penjelas adalah kalimat yang memberikan penjelasan atau detail-detail tambahan dalam sebuah paragraf. Misalnya: Terjadi bencana banjir sabtu malam di daerah Garut, Bandung. Bencana ini merobohkan puluhan rumah warga yang berada di daerah bantaran sungai. Meskipun sangat Dahsyat namun tidak sempat memakan korban jiwa.
Struktur Pembentukan Paragraf
Berdasarkan fungsinya, kalimat yang membangun paragraf pada umumnya dapat diklasifikasikan atas dua macam yaitu kalimat topik atau kalimat pokok, dan kalimat penjelas atau kalimat pendukung. Kalimat topik adalah kalimat yang berisi ide pokok atau ide utama paragraf. Ada pun kalimat penjelas atau kalimat pendukung sesuai dengan namanya adalah kalimat yang berfungsi menjelaskan atau mendukung ide utama paragraf. Berikut adalah ciri-ciri kalimat topik dan kalimat penjelas:
■ Ciri-ciri kalimat topik
1. Mengandung permasalahan yang potensial untuk dirinci dan diuraikan lebih lanjut.
2. Merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri.
3. Mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain.
4. Dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung dan frasa transisi.
■ Ciri-ciri kalimat penjelas
1. Merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri (dalam satu paragraf dari segi arti).
2. Arti kalimat baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain.
3. Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung dan frasa transisi.
4. Isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data tambahan lain yang bersifat mendukung kalimat topik.
Fungsi Paragraf
Agar sebuah paragraf dapat mendinamiskan sebuah karangan sehingga menjadi lebih hidup dan energik sehingga pembaca menjadi lebih semangat, maka perlu diperhatikan mengenai fungsi dari paragraf itu sendiri yang menjembatani penulis dan pembacanya. Adapun fungsi dari paragraf antara lain sebagai berikut.
■ Mengekspresikan gagasan yang tertulis
Maksudnya mengekspresikan gagasan disisni ialah memberikan bentuk suatu pikiran dan juga perasaan ke dalam rangkaian kalimat yang tersusun sehingga membentuk suatu kesatuan.
■ Untuk menandai peralihan gagasan baru
Maksudnya sebuah karangan yang terdiri beberapa paragraf memiliki beberapa ide atau gagasan. Dan ide atau gagasan tersebuat teletad di masing masing paragraf. Sehingga jika kita membuat paragraf baru maka kita juga membuat gagasan baru.
■ Untuk memudahkan menulis dan pembaca
Yakni memudahkan penulis dalam menyusun gagasannya. Dan untuk memudahkan pembaca dalam memahami gagasan dari penulis.
■ Memudahkan pengembangan topik
Yakni dalam mengembangkan topik sebuah karangan ke dalam bentuk pemikiran yang lebih kecil.
■ Untuk memudahkan pengendalian variabel
Yakni pengarang lebih mudah dalam mengendalikan variabel, terutama pada karangan yang terdiri dari banyak variabel.
Macam-Macam Paragraf dan Contohnya
Dalam bahasa Indonesia, terdapat banyak sekali jenis paragraf. Penggolongan paragraf bisa berdasarkan letak kalimat utama, pengembangan kalimat utama, dan tujuannya. Namun dalam artikel ini hanya akan dibahas jenis-jenis paragraf berdasarkan tujuannya, yait sebagai berikut.
1. Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi adalah paragraf yang bertujuan untuk menceritakan sesuatu sehingga pembaca bisa membayangkan, atau seolah-olah melihat, mendengar bahkan merasakan apa yang disampaikan penulis dalam paragraf tersebut. Ciri-ciri paragraf deskripsi antara lain sebagai berikut.
● Menggambarkan sebuah objek secara detail, baik berupa tempat, keindahan, orang dan sebagainya.
● Memiliki tujuan agar pembaca seolah-olah bisa melihat sendiri apa yang dituliskan dalam paragraf tersebut.
Paragraf deskriptif sendiri terbagi menjadi 3 macam pengembangan atau pola yaitu:
■ Paragraf deskriptif objektif
■ Paragraf deskriptif subjektif
■ Paragraf deskriptif spasial
■ Paragraf deskriptif waktu
Untuk paragraf deskriptif objektif yaitu meskipun menceritakan objek secara detail dan memiliki tujuan agar pembaca seakan-akan melihat sendiri apa yang dituliskan oleh penulis, namun dalam paragraf deskripsi objektif tidak tertera opini penulis, sehingga apa yang ditulis berdasarkan kenyataan.
Sedangkan untuk paragraf deskriptif subjektif yaitu paragraf yang di dalamnya juga tertulis opini penulis, bahkan sering kali opini penulis lebih dominan dalam paragraf deskriptif subjektif ini. Lalu untuk paragraf deskriptif spasial adalah paragraf yang menggambarkan suatu objek secara lebih detail, khususnya objek berupa tempat, ruangan, atau pun benda mati. Dan yang terakhir yaitu paragraf deskripsi waktu, yaitu paragraf yang dikembangkan berdasarkan dengan urutan waktu kejadian.
Contoh Paragraf Deskripsi
Ruangan itu masih tampak sepi ketika aku datang. Hanya ada tiga orang murid, termasuk aku. Di luar sana, tepatnya di halaman, hanya ada beberapa anak sedang ngobrol. Pak Samin, tukang kebun sekolahku, terlihat sedang menyapu halaman. Sementara, Pardi, anaknya yang baru berumur lima tahun, terlihat ikut membantu ayahnya menyiram tanaman. Makin siang, makin banyak murid yang datang. Beberapa diantaranya langsung masuk keruangan mereka. Ada juga yang mampir ke kantin atau sekadar duduk di taman sambil membaca buku.
|
Paragraf di atas menggambarkan keadaan sebuah sekolah pada pagi hari. Hal yang digambarkan pada paragraf tersebut adalah kegiatan yang terlihat oleh penulis.
2. Paragraf Narasi
Paragraf naratif adalah paragraf yang disusun berdasarkan urutan waktu suatu kejadian atau peristiwa dan biasanya hal yang diceritakan merupakan cerita nyata (ex. biografi) ataupun karangan fiktif (ex. cerpen) yang mengisahkan kehidupan. Ciri-ciri paragraf narasi antara lain sebagai berikut:
● Ada tokoh, tempat, waktu dan suasana yang diungkapkan dalam cerita tersebut.
● Mementingkan urutan waktu atau pun urutan peristiwa
● Tidak hanya menceritakan karya fiksi saja (ex. cerpen, novel, roman, dsb.), namun juga menceritakan cerita non fiksi (ex. biografi, sejarah, riwayat perjalanan dan cerita nyata dalam surat kabar).
Paragraf naratif dibedakan menjadi dua macam pola yaitu narasi ekspositoris atau nonfiksi, yaitu menceritakan suatu kejadian yang benar-benar terjadi atau nyata dan narasi sugestif atau nonfiksi yaitu cerita yang mengembarkan tentang khayalan penulis, sehingga pembaca tersugesti atau tertarik untuk membaca, bahkan bisa merasakan apa yang diceritakan dalam paragraf tersebut.
Contoh Paragraf Narasi
Hari ini adalah hari pertama Faris bersekolah di SMAN 4 Semarang. Ia bangun pukul 4.00 WIB, satu jam lebih awal dari biasanya. Ia segera ke kamar mandi. Salat Subuh ia lakukan tepat setelah azan selesai berkumandang. Pakaian seragam baru yang telah ia siapkan dari kemarin malam, dipakainya dengan rapi. Meskipun tidak biasa, ia mencoba sarapan pagi. Tepat pukul 6.00, ia berpamitan kepada kedua orang tuanya kemudian berangkat dengan harapan dan semangat baru.
|
Paragraf di atas menceritakan kegiatan yang dilakukan Faris pada hari pertama masuk sekolah di SMA. Kalimat pertama berfungsi sebagai pengantar, untuk menggambarkan konteks terjadinya kegiatan atau peristiwa yang dilakukan Faris. Enam kalimat selanjutnya merupakan gambaran enam kegiatan yang dilakukan Faris, yaitu bangun, mandi, salat, berpakaian, sarapan, dan pamit pergi. Keenam kegiatan itu kemudian diungkapkan, masing-masing menjadi satu kalimat dan dirangkai menjadi satu paragraf narasi yang utuh.
3. Paragraf Argumentasi
Paragraf argumentasi adalah sebuah paragraf yang banyak digunakan oleh orang-orang ketika ingin menyatakan suatu argumen atau pendapat, biasanya paragraf argumentasi akan disertai dengan bukti untuk menguatkan pendapat yang disampaikan. Keseluruhan isi pada paragraf argumentasi merupakan pendapat subjektif dari penulis. Ciri-ciri paragraf argumentasi antara lain sebagai berikut.
● Bersifat nonfiksi/ilmiah
● Memiliki tujuan untuk meyakinkan pembaca agar apa yang disampaikan dalam paragraf tersebut benar adanya.
● Untuk lebih meyakinkan pembaca akan dilengkapi dengan bukti berupa gambar, tabel, data dan lain-lain.
● Pada bagian akhir paragraf akan ditutup dengan kesimpulan.
Paragraf argumentasi sendiri terbagi menjadi 2 macam, yaitu pola sebab-akibat dan pola akibat-sebab. Untuk pola sebab-akibat sendiri tersusun dari sebuah peristiwa atau masalah yang dianggap sebagai sebab, kemudian mengalir menuju kesimpulan yang dianggap sebagai akibat. Sedangkan pola akibat-sebab akan berbanding terbalik, dimana struktur paragraf berawal dari pembahasan yang dianggap sebagai akibat kemudian mundur ke bagian sebabnya.
Contoh Paragraf Argumentasi
Virus flu burung yang mewabah akhir-akhir ini menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat. Hal itu terlihat dari banyaknya warga yang mengungsi karena takut tertular penyakit tersebut. Keresahan itu muncul setelah jatuh beberapa korban akibat terjangkit virus, yang banyak menyerang unggas ini. Karena takut tertular, warga lebih memilih meninggalkan kampung halamannya untuk sementara waktu.
|
Berdasarkan kutipan di atas, kalian dapat mengetahui ciri-ciri paragraf argumentatif. Paragraf argumentatif bertujuan meyakinkan atau memengaruhi pembaca agar menerima pendapat penulis. Pada paragraf tersebut, penulis hendak mengatakan bahwa virus flu burung adalah virus berbahaya yang menyebabkan masyarakat resah dan mengungsi. Untuk meyakinkan pembaca, penulis berusaha menyajikan data, bukti, atau hasil pengamatan.
4. Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang berisi tentang penjelasan atau pemaparan suatu masalah. Paragraf ekspositif seringkali digunakan untuk menjelaskan suatu konflik atau permasalahan dan penulis sebisa mungkin akan menjelaskan detail dan urutan permasalahannya sehingga pembaca dapat memahami dengan baik masalah yang disampaikan. Ciri-ciri paragraf eksposisi adalah:
● Sifatnya nonfiksi atau ilmiah.
● Memiliki tujuan untuk menjelaskan atau menerangkan kepada pembaca tentang suatu permasalahan.
● Apa yang dituliskan berdasarkan fakta.
● Tidak memiliki maksud mempengaruhi pembaca.
Paragraf ekspositif terdiri dari beberapa macam pola pengembangan, di antaranya adalah sebagai berikut:
■ Pola deduksi
■ Pola induksi
■ Pola pertentangan
■ Pola analogi
■ Pola pengembangan proses
■ Pola pengembangan klasifikasi
■ Pola pengembangan ilusi
■ Pola pengembangan definisi
■ Pola pengembangan sebab-akibat
Pola deduksi yaitu paragraf yang disusun mulai dari hal yang umum kemudian meruncing menuju hal yang khusus. Pola induksi, yaitu paragraf yang disusun mulai dari hal yang khusus kemudian meluas menjadi hal yang umum. Pola perbandingan, yaitu paragraf yang disusun dengan membandingkan masalah tersebut dengan hal yang lain, semisal harga, kualitas, keuntungan dan lain sebagainya.
Pola Pertentangan adalah paragraf yang menunjukkan pertentangan atau ketidak sependapat antara penulis dengan fakta yang ditulis, biasanya akan menggunakan kata akan tetapi, melainkan, namun, sebaiknya dan lain-lain. Pola analogi yaitu paragraf yang menjelasakan tentang kesamaan dua benda atau masalah, mulai dari fungsi, segi kesamaan dan lain-lain, akan tetapi masih bersifat ilusi.
Pengembangan proses, yaitu paragraf yang disusun berdasarkan urutan proses suatu masalah. Pola pengembangan klasifikasi, yaitu paragraf yang disusun dengan mengelompokkan barang-barang yang dianggap memiliki kesamaan. Pola pengembangan ilusi, yakni sebuah paragraf yang menjelaskan tentang uraian benda abstrak, dan menggunakan kata penghubung seperti misalnya, umpamanya dan lain-lain.
Pengembangan definisi, paragraf yang menuliskan penjelasan tentang suatu permasalahan secara panjang lebar dan tujuan agar pembaca memahami dengan baik apa yang disampaikan. Pola sebab akibat, yaitu paragraf yang ide utamanya adalah sebuah sebab permasalahan, kemudian dikembangkan dan menuju akibat permasalahan tersebut, atau sebaliknya.
Contoh Paragraf Eksposisi
Sejak zaman dahulu, nenek moyang kita sudah mengenal tanaman lidah buaya serta manfaatnya. Manfaat lidah buaya tidak hanya sebagai penyubur rambut, tetapi juga bermanfaat bagi kesehatan.
Tumbuhan tanpa buah ini mempunyai ciri: daun berbentuk panjang, tebal, dan berwarna hijau. Daunnya mengandung serat bening sebagai daging. Meskipun lidah buaya sejak dahulu dikenal memiliki banyak khasiat, belum banyak yang mengetahui bahwa tanaman ini bisa menjadi komoditas yang menguntungkan. Menariknya, komoditas ini tidak hanya bermanfaat sebagai ramuan penyubur rambut, tetapi justru sebagai minuman yang menyehatkan.
|
5. Paragraf Persuasi
Paragraf persuasif yaitu sebuah paragraf yang bertujuan untuk membujuk atau mempengaruhi atau meyakinkan pembaca agar melakukan apa yang dituliskan dalam paragraf tersebut. Dan biasanya dilengkapi dengan bukti agar pembaca lebih yakin. Jenis paragraf ini banyak digunakan untuk iklan atau promosi barang maupun suatu objek. Ciri-ciri paragraf persuasi adalah:
● Tercantum fakta atau bukti yang membuat pembaca lebih yakin atau percaya.
● Memiliki tujuan untuk mempengaruhi, membujuk, meyakinkan dan mendorong pembaca untuk melakukan apa yang dituliskan pada paragraf tersebut.
● Pemilihan bahasa dilakukan secara menatik, agar sugesti yang diberikan pada pembaca tersampaikan dengan baik pula.
Contoh Paragraf Persuasif
Rekan-rekan yang saya cintai, marilah pertemuan ini kita petik hikmahnya. Silaturahmi kali ini hendaknya jangan dipergunakan sebagai pelampiasan pelepas rindu semata-mata. Namun, lebih dari itu, jadikan silaturahmi ini sebagai ajang persaudaraan untuk bersama-sama memikirkan, sumbangan apa yang bisa kita berikan kepada masyarakat, bangsa, negara, dan agama.
|
Pada paragraf itu, penulis menyatakan maksudnya secara jelas, bersemangat, dan berupaya mengajak pembaca atau pendengar agar mau mengikuti apa yang diungkapkan dalam tulisannya itu. Penulis mengemukakan dua hal yang berbeda. Hal pertama yang diungkapkan penulis adalah nilai yang lebih tinggi daripada sekadar berhurahura. Penulis mengajak pembaca untuk berpikir lebih dalam. Tentu saja, hal kedua yang mendapat penekanan dari penulis.