17 Contoh Teks/Paragraf Narasi Pendek dan Panjang dalam Berbagai Topik
https://blogbahasa-indonesia.blogspot.com/2017/12/contoh-teks-narasi-pendek-dan-panjang.html
Advertisement
Baca Juga:
Yang dimaksud dengan paragraf naratif adalah suatu bentuk teks yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai suatu peristiwa yang telah terjadi. Perbedaan antara teks narasi dengan deskripsi terletak pada penggunaan kronologi (urutan waktu) peristiwa yang diceritakan.
Kalau pada teks deskripsi, bentuk teksnya hanya menggambarkan sesuatu benda, perbuatan, kejadian atau peristiwa secara detail saja sedangkan pada teks narasi, bentuk teksnya menggambarkan suatu perbuatan atau tindakan yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu.
Jadi, ketika kita membaca teks deskripsi seolah-olah objek berada di depan mata sedangkan ketika kita membaca teks narasi, seolah-olah kita mengalami sendiri peristiwa tersebut. Untuk membedakan paragraf naratif dengan jenis paragraf lainnya, berikut ini beberapa unsur pokok yang terkandung dalam sebuah teks narasi:
■ Adanya unsur perbuatan atau tindakan.
■ Adanya unsur rangkaian waktu dan informatif.
■ Adanya sudut pandang penulis.
■ Menggunakan urutan waktu dan tempat yang berhubungan secara kausalitas.
■ Terdapat unsur tokoh yang digambarkan dengan memiliki karakter atau perwatakan yang jelas.
■ Terdapat latar tempat, waktu, dan suasana.
■ Mempunyai alur atau plot.
■ Termasuk jenis tulisan ilmiah atau nonfiksi atau biografi, autobiografi, sejarah, silsilah.
■ Termasuk jenis tulisan fiksi atau khayalan (cerpen, novel, roman).
■ Tidak memiliki kalimat utama (semua kalimat merupakan rincian).
■ Bertujuan menceritakan.
Bentuk teks naratif ada yang pendek dan adapula yang panjang bahkan sangat panjang seperti novel atau roman. Nah, pada kesempatan kali ini kita akan membahas contoh-contoh teks atau paragraf narasi pendek dan contoh teks narasi panjang. Silahkan kalian simak baik-baik dan selamat membaca.
Contoh Teks Narasi Pendek
Contoh 1
Hari Pertama Sekolah
Hari ini adalah hari pertama Faris bersekolah di SMAN 4 Semarang. Ia bangun pukul 4.00 WIB, satu jam lebih awal dari biasanya. Ia segera ke kamar mandi. Salat Subuh ia lakukan tepat setelah azan selesai berkumandang. Pakaian seragam baru yang telah ia siapkan dari kemarin malam, dipakainya dengan rapi. Meskipun tidak biasa, ia mencoba sarapan pagi. Tepat pukul 6.00, ia berpamitan kepada kedua orang tuanya kemudian berangkat dengan harapan dan semangat baru.
|
Contoh 2
Penggalan Novel “Kubah” Karya Ahmad Tohar
“Pukul dua malam Marni bangkit. Mula-mula ia berjalan menuju kamar suaminya. Dipandangnya Parta yang tetap tertidur meskipun dengan tarikan-tarikan napas yang berat. Pundak lakilaki itu naik dan agak maju, ciri utama seorang penderita asma. Wajahnya pucat. Tulang pelipis dan tulang pipinya menyembul. Ketika rasa benci mulai merayap di hati Marni, ia berbalik ke dipan sebelah.
Di sana kedua anaknya lelap. Kesucian dua bocah itu tergambar pada kedamaian wajah mereka. Marni hanya membetulkan letak selimut anaknya lalu keluar. Ia masuk ke kamar Tini. Ditatapnya wajah gadis itu lama-lama. Hidung itu persis hidung Karman, juga bibir Tini. “Anakku, kukira benar kata orang. Kau cantik. Mudah-mudahan kau lebih beruntung dalam hidupmu. Berbahagialah, besok kau akan bertemu dengan ayahmu. Oh kau tak tahu siapa sebenarnya yang lebih berhasrat berjumpa dengan ayahmu.”
|
Contoh 3
Penggalan Novel “Gadis Pantai” Karya Ahmad Tohar
“Pukul dua malam Marni bangkit. Mula-mula ia berjalan menuju kamar suaminya. Dipandangnya Parta yang tetap tertidur meskipun dengan tarikan-tarikan napas yang berat. Pundak lakilaki itu naik dan agak maju, ciri utama seorang penderita asma. Wajahnya pucat. Tulang pelipis dan tulang pipinya menyembul. Ketika rasa benci mulai merayap di hati Marni, ia berbalik ke dipan sebelah.
Di sana kedua anaknya lelap. Kesucian dua bocah itu tergambar pada kedamaian wajah mereka. Marni hanya membetulkan letak selimut anaknya lalu keluar. Ia masuk ke kamar Tini. Ditatapnya wajah gadis itu lama-lama. Hidung itu persis hidung Karman, juga bibir Tini. “Anakku, kukira benar kata orang. Kau cantik. Mudah-mudahan kau lebih beruntung dalam hidupmu. Berbahagialah, besok kau akan bertemu dengan ayahmu. Oh kau tak tahu siapa sebenarnya yang lebih berhasrat berjumpa dengan ayahmu.”
|
Contoh 4
Thaksin dan Kekalahan Junta
Hasil pemilu hari Minggu, 22 Desember, dapat digambarkan sebagai kemenangan. Thaksin dan kekalahan Junta. Padahal, dalam skenario Junta, pemilu ingin digunakan untuk mendapatkan dukungan suara rakyat sebagai pembenaran atas kudeta September 2006 yang menggulingkan Thaksin dengan tuduhan korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan.
Di luar harapan junta, Partai Demokrat yang difavoritkannya kalah karena mayoritas rakyat Thailand memilih partai pendukung Thaksin, meski PM terguling yang berada di pengasingan itu dipojokkan junta dengan isu korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan.
Terlepas dari soal menang dan kalah dalam perebutan 480 kursi parlemen itu, pemilihan demokratis ini diharapkan akan segera mengakhiri perpecahan dan polarisasi kalangan elite dan rakyat Thailand sejak kudeta militer 15 bulan lalu.
|
Contoh 5
Kamera Baru
Saya membeli kamera digital merek Olympus (tipe MJU 760) seharga Rp2.330.000 di Jakarta, pada tanggal 20 Januari 2008 dengan garansi resmi. hari keempat setelah dibeli ternyata lensa kamera macet dan tidak dapat digunakan tanpa ada kesalahan penggunaan, seperti jatuh atau terkena air. Pihak toko penjual menyatakan bahwa kerusakan karena kesalahan produk dan dianjurkan untuk diklaim ke Pusat Servis Olympus.
|
Contoh 6
Penggalan Novel “Lentera Laksmini” Karya Novellet
Laksmini menangis terisak di dada Handoko. Ia merasakan batinnya lelah. Sejak kepulangannya ke tanah air. Sejak berita selebriti tinggal serumah, Ferry dan artis Nadia. Sejak gempa bergoncang di desa mereka. Sejak ayahnya meninggal. Sejak ibunya cidera dan masuk rumah sakit. Sejak ia merasa tertipu oleh Pak Banu.
Dan sekarang, Handoko menyatakan ingin menjadikannya seorang istri. Berbagai perasaan mengharu biru sanubari Laksmini. Rasa kecewa karena diingkari, rasa marah karena ditipu, rasa sedih ayahnya meninggal, rasa cemas ibunya di rumah sakit. Kini mereka akan menuju ke bahtera kebahagiaan.
|
Contoh 7
Pengedar Uang Palsu Ditangkap
Tukiran, 49, warga Desa Jatipuro, Kecamatan Trucuk, Klaten, Jawa Tengah, ditangkap karena mengedarkan uang palsu, kemarin. Selain menangkap tersangka, petugas juga menyita barang bukti uang palsu pecahan Rp100 ribu senilai Rp1,5 juta.
Tersangka yang berprofesi tukang kayu ditangkap anggota Kepolisian Sektor (Polsek) Trucuk dan kini ditahan di Kepolisian Resor (Polres) Klaten. Penangkapan dilakukan berkat laporan masyarakat tentang beredarnya uang palsu pecahan Rp100 ribu di Desa Kalikebo, Trucuk.
Berdasarkan informasi itu Tukiran ditangkap saat membeli rokok di toko dengan menggunakan uang palsu pecahan Rp100 ribu sebanyak 15 lembar. Kepada polisi, Tukiran mengaku telah tiga kali mengedarkan uang palsu, yaitu di Kalikebo, Srago, dan Jimbung. Hal itu dilakukan karena terdesak kebutuhan untuk membayar angsuran kredit sepeda motor.
|
Contoh 8
Nabi Sulaiman Menemukan Kubah
Suatu ketika Nabi Sulaiman berjalan-jalan di pantai untuk melihat kebesaran Allah di laut. Dengan kelebihan ilmu yang dimiliki, tiba-tiba Nabi Sulaiman melihat suatu benda di dasar laut. ”Benda itu sangat menakjubkan,” pikirnya. Nabi Sulaiman lalu memerintahkan Jin Ifrit untuk mengambil benda ajaib tersebut. Namun, Jin Ifrit tidak menemukan sesuatu di dasar, padahal berulang-ulang turun ke dasar laut.
Kemudian Nabi Sulaiman menyuruh jin yang lainnya. Akan tetapi, jin-jin lainnya pun tidak menemukan apa-apa di dasar laut. Akhirnya, Nabi Sulaiman menyuruh Ashif bin Barkhiya. Ia adalah seorang yang mempunyai ilmu langsung dari Allah. Ia mempunyai kekuatan tinggi. Ashif bin Barkhiya pun menyelam ke dasar laut. Ternyata, benda menakjubkan yang ia temukan itu adalah sebuah kubah yang terbuat dari mutiara. Kubah itu sungguh elok dan memesona. Kubah itu diangkatnya ke permukaan laut dan dibawa ke hadapan Nabi Sulaiman.
|
Contoh 9
Berlibur ke Rumah Nenek
Setiap libur akhir pekan, Ami selalu pergi ke rumah nenek. Nenek tinggal seorang diri. Oleh karena itu Ami sering berkunjung untuk menemani nenek. Terkadang Ani bertemu dengan sepupu-sepupu yang kebetulan berkunjung juga ke rumah nenek. Satu aktivitas yang disukai Ami saat berlibur ke rumah nenek adalah bermain bersama ikan koi peliharaan nenek. Nenek mempunyai peliharaan ikan koi yang besar-besar. Ami terbiasa berenang dan bermain bersama ikan koi. Tak lupa Ami juga memberi makan ikan tersebut. Ami sangat senang berlibur akhir pekan ke rumah nenek.
|
Contoh 10
Perjalanan ke Hutan
Siang itu Paijo pergi ke hutan untuk memburu babi hutan. Untuk dapat munuju hutan, Paijo harus melewati beberapa rintangan yang cukup sulit untuk dilewati. Hal yang pertama yang harus dilewati Paijo adalah hamparan sawah yang cukup luas. Kamudian semak-semak dan belukar yang cukup rimbun harus ia lewati pula. Tidak cukup disana saja, Paijo harus menyeberang sungai yang cukup deras arusnya meski tidak terlalu dalam. Setelah sungai berhasil dilewati, ia harus memanjat tebing yang cukup tinggi untuk bisa sampai ke pinggiran hutan yang banyak babi hutannya. Setelah melewati tebing, Paijo bisa dengan bebas berburu di hutan.
|
Contoh 11
Ulang Tahun Angelo
Hari ini menjadi hari yang tak terlupakan untuk Angelo, karena ia mendapat kejutan dari teman-teman sekelasnya. Sebelumnya ia sudah mulai curiga akan tingkah laku yang aneh dari temana-teman sekelasnya kepadanya. Benar saja, saat pulang sekolah tiba, teman teman Angelo memberikan kejutan berupa kue ulang tahun dan taburan tepung di badannya. Selain kue yang didapat dari teman temanya Angelo pun mendapat beberap hadia dan kartu ucapan dari sahabat sahabat yang ia sayangi.
|
Contoh 12
Safira dan Safria
Di sebuah hutan, hiduplah 2 orang anak kembar yatim-piatu yang bernama Safira dan Safria. mereka tinggal di sebuah gubuk dan keseharian mereka selalu berburu binatang untuk dimakan. Setelah beberapa lama kemudian, kedua anak tersebut ditemukan oleh saudagar kaya yang kebetulan sedang ingin berburu juga. Safira dan Safria pun di bawa ke rumah sang saudagar dan dijadikan sebagai aanak angkatnya.
|
Contoh Teks Narasi Panjang
Contoh 1
Melayat Bapak
Sebenarnya, keberangkatanku ke Jogja hari ini tak begitu berguna. Pemakaman bapak (angkatku) dilakukan pukul 13.00 siang ini. Tapi, aku tak cukup punya waktu untuk segera pulang. Naik kereta api butuh 6-8 jam, sedang bis atau travel butuh waktu 10- 12 jam. Pilihan terakhir tentu saja pesawat terbang.
Tapi, jarak tempuh Bekasi - Cengkareng minimal 2 jam, belum macet. Sementara sekarang sudah pukul 10.00. Perjalanan ke Jogja dengan pesawat memang hanya 1 jam. Paling dari bandara Adi Sucipto ke Kalasan, tinggal 25 menit lagi. Sayangnya, aku tak punya cukup uang untuk bayar tiket pesawat.
Dengan terbata, aku katakan pada saudara angkatku, Ehal, supaya merelakan ketidakhadiranku di pemakaman bapak. “Bapak pasti ngerti, aku tak bisa datang buru-buru,” kataku pada Ehal. Tentu saja, aku minta maaf pada bapak, sebab rasanya pahit getir menahan rindu ingin bertemu bapak untuk yang terakhir kali, benar-benar membuatku sesak.
Mau menangis, nanti malah merepotkan teman-teman kantor. Laki-laki kok menangis. Maka, aku putuskan untuk pulang malam ini, dengan kereta ekonomi. “Ya, sudah kalau tidak bisa pulang sore ini, gak pa pa. Kami di sini tetap menunggu kedatanganmu esok,” jawab Ehal dengan ketegaran luar biasa.
|
Contoh 2
Putu Wijaya
Putu Wijaya yang kita kenal sebagai sastrawan mempunyai nama yang cukup panjang, yaitu I Gusti Ngurah Putu Wijaya. Dari nama nya itu dapat diketahui bahwa ia berasal dari Bali. Putu memang dilahirkan di Puri Anom, Tabanan, Bali pada 11 April 1944.
Pada masa remaja ia sudah menunjukkan kegemarannya pada dunia sastra. Saat masih duduk di sekolah menengah pertama di Bali, ia mulai menulis cerita pendek dan beberapa di antaranya dimuat di harian Suluh Indonesia, Bali. Ketika duduk di sekolah menengah atas, ia memperluas wawasannya dengan melibatkan diri dalam kegiatan sandiwara.
Setelah selesai sekolah menengah atas, ia melanjutkan kuliahnya di Yogyakarta, kota seni dan budaya. Di Yogyakarta, selain kuliah di Fakultas Hukum, UGM, ia juga mempelajari seni lukis di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI), drama di Akademi Seni Drama dan Film (Asdrafi), dan meningkatkan kegiatannya bersastra. Dari Fakultas Hukum, UGM, ia meraih gelar sarjana hukum (1969), dari Asdrafi ia gagal dalam penulisan skripsi, dan dari kegiatan berkesenian ia mendapatkan identitasnya sebagai seniman.
Selama bermukim di Yogyakarta, kegiatan sastranya lebih terfokus pada teater. Ia pernah tampil bersama Bengkel Teater pimpinan W.S. Rendra dalam beberapa pementasan, antara lain dalam pementasan Bip-Bop (1968) dan Menunggu Godot (1969). Ia juga pernah tampil bersama kelompok Sanggar Bambu. Selain itu, ia juga (telah berani) tampil dalam karyanya sendiri yang berjudul Lautan Bernyanyi (1969). Ia adalah penulis naskah sekaligus sutradara pementasan itu. Naskah dramanya itu menjadi pemenang ketiga Sayembara Penulisan Lakon yang diselenggarakan oleh Badan Pembina Teater Nasional Indonesia.
|
Contoh 3
Kutipan Novel “Siti Nurbaya” Karya Marah Rusli
Kira-kira pukul satu siang, kelihatan dua orang anak muda, bernaung di bawah pohon ketapang yang rindang, di muka sekolah Belanda Pasar Ambacang di Padang, seolah-olah mereka hendak memperlindungkan dirinya dari panas yang memancar dari atas dan timbul dari tanah, bagaikan uap air yang mendidih.
Seorang dari anak muda ini, ialah laki-laki, yang umurnya kira-kira 18 tahun. Pakaiannya baju jas tutup putih dan celananya pendek hitam, yang berkancing di ujungnya. Sepatunya sepatu hitam tinggi, yang disambung ke atas dengan kaus sutera hitam pula dan diikatkan dengan ikatan kaus getah pada betisnya. Topinya topi rumput putih, yang biasa dipakai bangsa Belanda. Di tangan kirinya ada beberapa kitab dengan sebuah peta bumi dan dengan tangan kanannya dipegangnya sebuah belebas yang dipukul-pukulkannya ke betisnya.
Jika dipandang dari jauh, tentulah akan disangka anak muda ini seorang anak Belanda, yang hendak pulang sekolah. Tetapi jika dilihat dari dekat nyatalah ia bukan bangsa Eropah; karena kulitnya kuning sebagai kulit langsat, rambut dan matanya hitam sebagai dawat. Di bawah dahinya yang lebar dan tinggi, nyata kelihatan alis matanya yang tebal dan hitam pula. Hidungnya mancung dan mulutnya halus. Badannya sedang, tak gemuk dan tak kurus, tetapi tegap.
Pada wajah mukanya yang jernih dan tenang, terbayang bahwa ia seorang yang lurus, tetapi keras hati, tak mudah dibantah, barang sesuatu maksudnya. Menilik pakaian dan rumah sekolahnya, nyata ia anak seorang yang mampu dan tertib sopannya menyatukan ia anak seorang yang berbangsa tinggi.
Teman anak muda ini, ialah seorang anak perempuan yang umurnya kira-kira 15 tahun. Pakaian gadis ini pun sebagai pakaian anak Belanda juga. Rambutnya yang hitam dan tebal itu, dijalinnya dan diikatnya dengan benang sutera, dan diberinya pula berpita hitam di ujungnya. Gaunnya (baju nona-nona) terbuat dari kain batis, yang berkembang merah jambu. Sepatu dan kausnya, cokelat warnanya. Dengan tangan kirinya dipegangnya sebuah batu tulis dan sebuah kotak yang berisi anak batu, pensil, pena, dan lain-lain sebagainya; dan di tangan kanannya adalah sebuah payung sutera kuning muda, yang berbunga dan berpinggir hijau.
|
Contoh 4
Susur Sungai Cikapundung
Minggu, 23 April, Pukul 08.00 pagi, peserta perjalanan ''Susur Sungai Cikapundung'' sudah mulai berkumpul di sekretariat KMPA di Sunken Court W–03. Satu jam kemudian, rombongan berangkat menuju Curug Dago, dengan sedikit naik ke arah hulu di mana perjalanan itu dimulai. Tanpa ragu, peserta mulai menyusuri Cikapundung meskipun ketinggian air hampir mencapai sebatas pinggang.
Ketinggian air pun meningkat sekitar 50 cm setelah hujan deras mengguyur Bandung hampir sehari penuh kemarin, Sabtu 22 April 2006. Hari tersebut bertepatan dengan Hari Bumi. Derasnya air Sungai Cikapundung tidak mengecilkan hati para peserta yang mengikuti acara ''Susur Sungai Cikapundung''. Acara ''Susur Sungai Cikapundung'' ini merupakan salah satu acara dari serangkaian kegiatan Pekan Hari Bumi se–ITB yang diadakan oleh Unit Kegiatan KMPA (Keluarga Mahasiswa Pecinta Alam) yang bekerja sama dengan PSIK (Perkumpulan Studi Ilmu Masyarakat).
Acara ''Susur Sungai Cikapundung'' ini diikuti oleh 24 orang yang terdiri atas berbagai unit kegiatan ITB seperti PSIK, KMPA, Teknik Pertambangan, Nymphea, Planologi dan 3 orang pelajar dari SMP al-Huda dan satu pelajar dari SMK Dago. Para mahasiswa Teknik Planologi 2004, mengikuti kegiatan tersebut dengan semangat menggebu. Mereka tidak menyangka bahwa dengan menyusuri sungai dapat menjadi ajang rekreasi dari rutinitas sehari–hari.
Beruntung, hari itu hujan tidak turun yang dapat menyebabkan acara menjadi kacau karena menyebabkan naiknya debit air dan menambah derasnya sungai sehingga dapat membahayakan diri peserta. Selain menyusuri sungai dan melihat secara langsung kondisi Cikapundung, peserta juga diberikan wacana dan ajang diskusi yang disampaikan oleh Andre, mahasiswa Teknik Planologi 2002, mengenai konsep penataan ruang di Daerah Aliran Sungai (DAS) yang tetap memerhatikan lingkungan.
Selain itu, peserta juga diajak untuk mengambil sampah-sampah yang mencemari Sungai Cikapundung. Ajang diskusi ini menimbulkan banyak pertanyaan dari peserta tentang bagaimana seharusnya menata daerah sepanjang aliran sungai agar tidak merusak lingkungan dan sungai yang ada. Diharapkan dengan adanya acara ini para peserta yang ikut dapat mengetahui kondisi yang sebenarnya dari Sungai Cikapundung dan apa yang terjadi dengan lingkungan di DAS Cikapundung.
Selain itu, mudah-mudahan para peserta dapat tergerak hatinya untuk lebih memerhatikan masalah lingkungan yang terjadi di Bandung, khususnya Sungai Cikapundung. Setelah kurang lebih 4 jam menyusuri Sungai Cikapundung dan berbasah ria, sekitar pukul 14.20 acara menyusuri sungai tersebut selesai dan keluar di daerah Ciumbuleuit atas yang kemudian dilanjutkan dengan pawai spanduk dan poster sampai kampus
|
Contoh 5
Meninggalnya Hamid Jabbar
Sabtu, tanggal 30 Mei: Ada e-mail pendek dari Agus R. Sarjono yang mengabari tentang meninggal nya Hamid Jabbar. Katanya, Hamid Jabbar (HJ) meninggal selepas acara baca puisi. Saya kaget, sedih, dan langsung meminta informasi tambahan dari Agus, ingin tahu tentang hari-hari terakhir kawan baik saya yang telah berpulang. Jawaban Agus segera sampai: Malam itu (29 Mei) ada orasi budaya di UIN Jakarta.
Orasi pertama Romo Magnis Suseno, kedua Bang Hamid, ketiga Putu Wijaya baca cerpen, kemudian Jamal D. Rahman baca puisi dan berorasi. Setelah itu harusnya tampil Franky Sahilatua memainkan musik-musiknya. Tiba-tiba HJ bilang kepada panitia dia akan membaca puisi juga. Waktu sebetulnya mepet dan jatahnya Franky, tapi HJ mengatakan bahwa dia akan membaca puisi, setelah itu langsung pulang. “Saya janji, habis baca puisi saya benar-benar pulang." HJ pun membaca puisi dan mendapat sambutan meriah.
Kemudian, ia membaca sajak kedua. Di tengah pembacaan ia mengangkat kedua tangan dan berteriak di puncak pembacaan, kemudian perlahan-lahan tertunduk. Penonton terpukau, HJ kemudian perlahan-lahan jongkok. Penonton terpaku. Kemudian, ia teguling di panggung dalam keadaan terlentang. Tepuk tangan dan sedikit tawa para penonton. Satu menit berlalu. Penonton bertanya-tanya. Memasuki tiga menit mulai terjadi, HJ diangkut ke klinik, dan ketika diperiksa beliau sudah tidak ada.
|