Loading...

6 Perbedaan Paragraf Narasi Fiksi dan Nonfiksi + Contohnya Lengkap

Advertisement
Paragraf naratif adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada para pembaca suatu peristiwa dalam urutan dan kurun waktu tertentu (Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi, 189: 136). Titik sentral karangan naratif adalah kisah, melukiskan perbuatan dan tindakan yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu. Selain itu adanya tokoh yang dikisahkan, adanya alur/plot dalam penyampaian merupakan ciri yang dapat dijadikan untuk membedakan karangan naratif dengan bentuk karangan lainnya.
6 Perbedaan Paragraf Narasi Fiksi dan Nonfiksi + Contohnya Lengkap
Tujuan dari paragraf narasi adalah menggambarkan suatu kejadian atau peristiwa dengan nyata sehingga seolah-olah pembaca melihat dan mengalami sendiri peristiwa atau kejadian tersebut. Paragraf naratif seringkali digunakan dalam penulisan prosa dalam karya sastra. Paragraf naratif bisanya mengisahkan suatu kehidupan yang dinamis dalam suatu rangkaian waktu. Perhatikan contoh paragraf narasi berikut.
“Pukul dua malam Marni bangkit. Mula-mula ia berjalan menuju kamar suaminya. Dipandangnya Parta yang tetap tertidur meskipun dengan tarikan-tarikan napas yang berat. Pundak laki-laki itu naik dan agak maju, ciri utama seorang penderita asma. Wajahnya pucat. Tulang pelipis dan tulang pipinya menyembul. Ketika rasa benci mulai merayap di hati Marni, ia berbalik ke dipan sebelah. Di sana kedua anaknya lelap. Kesucian dua bocah itu tergambar pada kedamaian wajah mereka.

Marni hanya membetulkan letak selimut anaknya lalu keluar. Ia masuk ke kamar Tini. Ditatapnya wajah gadis itu lama-lama. Hidung itu persis hidung Karman, juga bibir Tini. “Anakku, kukira benar kata orang. Kau cantik. Mudah-mudahan kau lebih beruntung dalam hidupmu. Berbahagialah, besok kau akan bertemu dengan ayahmu. Oh kau tak tahu siapa sebenarnya yang lebih berhasrat berjumpa dengan ayahmu.”
(Ahmad Tohari dalam Novel Kubah)

Coba perhatikan dan pahami sekali lagi penggalan teks di atas. Penggalan dari novel Kubah di atas ditulis dengan memanfaatkan paragraf naratif.
Dipandangnya Parta yang tetap tertidur meskipun dengan tarikan-tarikan napas yang berat. Pundak laki-laki itu naik dan agak maju, ciri utama seorang penderita asma. Wajahnya pucat. Tulang pelipis dan tulang pipinya menyembul.

Penggambaran penulis tentang seorang penderita asma di atas mampu membuat pembaca seolah-olah mengenali sosok Parta yang menderita penyakit asma, selain juga memahami bahwa orang yang berpenyakit asma mempunyai bentuk badan yang khas. Kemampuan menggambarkan dan menuangkan dalam paragraf naratif ini tidak muncul begitu saja melainkan melalui latihan terus-menerus serta melakukan pengamatan yang intens terhadap segala sesuatu yang terjadi baik di sekitar lingkungan kita atau saat kita berada di tempat lain.

Tulisan narasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu narasi nonfiksi dan narasi fiksi.
 Narasi nonfiksi, yaitu karangan yang mengisahkan hal-hal yang nyata, berdasarkan pengalaman atau pengamatan. Contoh: sejarah, biografi (kisah seorang tokoh), atau autobiografi, (kisah pengalaman pengarangnya sendiri).
 Narasi fiksi, yaitu karangan yang mengisahkan hal-hal yang bersifat khayal atau imajinasi. Contoh: cerpen, novel, dongeng, dan hikayat.

Tulisan narasi ada yang bersifat narasi ekspositoris dan narasi sugestif.
 Narasi ekspositoris merupakan narasi yang mengisahkan berlangsungnya suatu peristiwa secara informatif sehingga pembaca mengetahui peristiwa tersebut secara tepat. Narasi ekspositoris disebut narasi kejadian seperti dalam bentuk biografi dan autobiografi.
 Narasi sugestif berupa narasi yang mengisahkan rangkaian peristiwa yang berlangsung dalam kesatuan waktu sehingga dapat menggugah daya khayal dan memunculkan dorongan perasaan pada pembacanya. Narasi sugestif biasa juga disebut narasi runtun peristiwa seperti dalam bentuk cerpen dan novel.

Perbedaan Narasi Fiksi dan Narasi Nonfiksi

Perbedaan antara paragraf narasi fiksi dan paragraf narasi nonfiksi dapat ditinjau dari segi penggunaan bahasa, fungsi dan tujuannya. Berikut ini adalah beberapa perbedaan teks naratif fiksi dan nonfiksi dalam bentuk tabel berikut ini.
Perbedaan Naratif Fiksi dan Nonfiksi
Naratif Fiksi
Naratif Nonfiksi
Bahasa cenderung figuratif dan menitikberatkan penggunaan konotasi.
Bahasanya cenderung informatif dan menitikberatkan penggunaan makna denotasi.
Menggugah imajinasi.
Memperluas pengetahuan/wawasan.
Menyampaikan makna/amanat secara tersirat; sebagai sarana rekreasi rohaniah.
Menyampaikan informasi yang memperluas pengetahuan.

Contoh Narasi Fiksi dan Nonfiksi
Berikut ini adalah beberapa contoh paragraf narasi fiksi dan nonfiksi, silahkan kalian cermati baik-baik agar bisa memahami dan membedakan dengan mudah kedua jenis paragraf narasi tersebut.
Contoh Teks Naratif Fiksi 1:
Laksmini menangis terisak di dada Handoko. Ia merasakan batinnya lelah. Sejak kepulangannya ke tanah air. Sejak berita selebriti tinggal serumah, Ferry dan artis Nadia. Sejak gempa bergoncang di desa mereka. Sejak ayahnya meninggal. Sejak ibunya cidera dan masuk rumah sakit. Sejak ia merasa tertipu oleh Pak Banu. Dan sekarang, Handoko menyatakan ingin menjadikannya seorang istri. Berbagai perasaan mengharu biru sanubari Laksmini. Rasa kecewa karena diingkari, rasa marah karena ditipu, rasa sedih ayahnya meninggal, rasa cemas ibunya di rumah sakit. Kini mereka akan menuju ke bahtera kebahagiaan.

Contoh Teks Naratif Fiksi 2:
Sebenarnya, keberangkatanku ke Jogja hari ini tak begitu berguna. Pemakaman bapak (angkatku) dilakukan pukul 13.00 siang ini. Tapi, aku tak cukup punya waktu untuk segera pulang. Naik kereta api butuh 6-8 jam, sedang bis atau travel butuh waktu 10-12 jam. Pilihan terakhir tentu saja pesawat terbang. Tapi, jarak tempuh Bekasi - Cengkareng minimal 2 jam, belum macet. Sementara sekarang sudah pukul 10.00.

Perjalanan ke Jogja dengan pesawat memang hanya 1 jam. Paling dari bandara Adi Sucipto ke Kalasan, tinggal 25 menit lagi. Sayangnya, aku tak punya cukup uang untuk bayar tiket pesawat. Dengan terbata, aku katakan pada saudara angkatku, Ehal, supaya merelakan ketidakhadiranku di pemakaman bapak. “Bapak pasti ngerti, aku tak bisa datang buru-buru,” kataku pada Ehal.

Tentu saja, aku minta maaf pada bapak, sebab rasanya pahit getir menahan rindu ingin bertemu bapak untuk yang terakhir kali, benar-benar membuatku sesak. Mau menangis, nanti malah merepotkan teman-teman kantor. Laki-laki kok menangis. Maka, aku putuskan untuk pulang malam ini, dengan kereta ekonomi. “Ya, sudah kalau tidak bisa pulang sore ini, gak pa pa. Kami di sini tetap menunggu kedatanganmu esok,” jawab Ehal dengan ketegaran luar biasa.

Contoh Teks Naratif Nonfiksi 1:
Tukiran, 49, warga Desa Jatipuro, Kecamatan Trucuk, Klaten, Jawa Tengah, ditangkap karena mengedarkan uang palsu, kemarin. Selain menangkap tersangka, petugas juga menyita barang bukti uang palsu pecahan Rp100 ribu senilai Rp1,5 juta. Tersangka yang berprofesi tukang kayu ditangkap anggota Kepolisian Sektor (Polsek) Trucuk dan kini ditahan di Kepolisian Resor (Polres) Klaten. Penangkapan dilakukan berkat laporan masyarakat tentang beredarnya uang palsu pecahan Rp100 ribu di Desa Kalikebo, Trucuk.

Berdasarkan informasi itu Tukiran ditangkap saat membeli rokok di toko dengan menggunakan uang palsu pecahan Rp100 ribu sebanyak 15 lembar. Kepada polisi, Tukiran mengaku telah tiga kali mengedarkan uang palsu, yaitu di Kalikebo, Srago, dan Jimbung. Hal itu dilakukan karena terdesak kebutuhan untuk membayar angsuran kredit sepeda motor.

Contoh Teks Naratif Nonfiksi 2:
Minggu, 23 April, Pukul 08.00 pagi, peserta perjalanan ''Susur Sungai Cikapundung'' sudah mulai berkumpul di sekretariat KMPA di Sunken Court W03. Satu jam kemudian, rombongan berangkat menuju Curug Dago, dengan sedikit naik ke arah hulu di mana perjalanan itu dimulai. Tanpa ragu, peserta mulai menyusuri Cikapundung meskipun ketinggian air hampir mencapai sebatas pinggang. Ketinggian air pun meningkat sekitar 50 cm setelah hujan deras mengguyur Bandung hampir sehari penuh kemarin, Sabtu 22 April 2006. Hari tersebut bertepatan dengan Hari Bumi.

Derasnya air Sungai Cikapundung tidak mengecilkan hati para peserta yang mengikuti acara ''Susur Sungai Cikapundung''. Acara ''Susur Sungai Cikapundung'' ini merupakan salah satu acara dari serangkaian kegiatan Pekan Hari Bumi seITB yang diadakan oleh Unit Kegiatan KMPA (Keluarga Mahasiswa Pecinta Alam) yang bekerja sama dengan PSIK (Perkumpulan Studi Ilmu Masyarakat). Acara ''Susur Sungai Cikapundung'' ini diikuti oleh 24 orang yang terdiri atas berbagai unit kegiatan ITB seperti PSIK, KMPA, Teknik Pertambangan, Nymphea, Planologi dan 3 orang pelajar dari SMP al-Huda dan satu pelajar dari SMK Dago.

Para mahasiswa Teknik Planologi 2004, mengikuti kegiatan tersebut dengan semangat menggebu. Mereka tidak menyangka bahwa dengan menyusuri sungai dapat menjadi ajang rekreasi dari rutinitas seharihari. Beruntung, hari itu hujan tidak turun yang dapat menyebabkan acara menjadi kacau karena menyebabkan naiknya debit air dan menambah derasnya sungai sehingga dapat membahayakan diri peserta.

Selain menyusuri sungai dan melihat secara langsung kondisi Cikapundung, peserta juga diberikan wacana dan ajang diskusi yang disampaikan oleh Andre, mahasiswa Teknik Planologi 2002, mengenai konsep penataan ruang di Daerah Aliran Sungai (DAS) yang tetap memerhatikan lingkungan. Selain itu, peserta juga diajak untuk mengambil sampah-sampah yang mencemari Sungai Cikapundung.

Ajang diskusi ini menimbulkan banyak pertanyaan dari peserta tentang bagaimana seharusnya menata daerah sepanjang aliran sungai agar tidak merusak lingkungan dan sungai yang ada. Diharapkan dengan adanya acara ini para peserta yang ikut dapat mengetahui kondisi yang sebenarnya dari Sungai Cikapundung dan apa yang terjadi dengan lingkungan di DAS Cikapundung. Selain itu, mudah-mudahan para peserta dapat tergerak hatinya untuk ebih memerhatikan masalah lingkungan yang terjadi di Bandung, khususnya Sungai Cikapundung.

Setelah kurang lebih 4 jam menyusuri Sungai Cikapundung dan berbasah ria, sekitar pukul 14.20 acara menyusuri sungai tersebut selesai dan keluar di daerah Ciumbuleuit atas yang kemudian dilanjutkan dengan pawai spanduk dan poster sampai kampus.

Post a Comment

Mohon berkomentar secara bijak dengan bahasa yang sopan dan tidak keluar dari topik permasalahan dalam artikel ini. Dan jangan ikut sertakan link promosi dalam bentuk apapun.
Terimakasih.

emo-but-icon

Home item

Recent Post