Loading...

Majas (Gaya Bahasa): Pengertian, Jenis dan Contoh Kalimatnya Lengkap Bagian 1

Advertisement
Dalam penggunaan bahasa, untuk berbagai keperluan, baik lisan maupun tulisan, baik resmi maupun tidak resmi, kita sering menggunakan atau menemukan penggunaan majas atau gaya bahasa. Penggunaan majas tersebut salah satunya untuk mengungkapkan suatu maksud. Lalu tahukah kalian apa yang dimaksud dengan majas itu? ada berapa macam jenisnya? Nah, berikut ini penjelasannya.

Pengertian Majas (Gaya Bahasa)
Gaya bahasa atau majas dapat diartikan sebagai cara untuk berkomunikasi dengan menggunakan bahasa, baik secara lisan maupun secara tertulis. Gaya bahasa juga berarti cara orang berbahasa yang dapat menimbulkan kekuatan, sehingga menarik perhatian orang.
Majas (Gaya Bahasa): Pengertian, Jenis dan Contoh Kalimatnya Lengkap
Majas adalah pemakaian kata yang melewati batas-batas makna yang lazim atau yang menyimpang dari makna harfiah. Majas berfungsi untuk menarik perhatian orang lain ketika seseorang mengomunikasikan ide/gagasannya kepada orang lain, baik secara tertulis maupun secara lisan. Dengan kata lain, majas berfungsi untuk meningkatkan efek berbahasa.

Macam-Macam Majas (Gaya Bahasa) dan Contohnya
Secara umum, majas atau gaya bahasa dikategorikan menjadi 4 kelompok besar, yaitu majas perbandingan, majas pertentangan, majas sindiran, dan majas penegasan. Berikut ini pengertian, jenis dan contoh kalimat dari keempat kategori majas tersebut.
Majas Perbandingan
Majas perbandingan adalah kata-kata kiasan yang membandingkan antara hal yang satu dengan hal lain untuk membuat kesan atau pengaruh tertentu bagi pembaca atau pendengar. Ciri dari gaya bahasa ini adalah adanya dua hal yang diperbandingkan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun jenis-jenis dari majas perbandingan adalah sebagai berikut.
1. Majas Asosiasi (Perumpamaan)
Majas Asosiasi adalah majas yang membadingkan dua hal atau kondisi yang berbeda, namun dianggap sama karena adanya kemiripan sifat. Ciri-ciri dari gaya bahasa asosiasi adalah terdapat penggunaan kata-kata “laksana, bagai, bak, seumpama, bagaikan, seperti, ibarat dan lain sebagainya”. Contoh majas asosiasi adalah sebagai berikut.
 Sikapnya sangat keras bagai batu.
 Cintaku padanya ibarat telur diujung tanduk.
 Fera dana Feri bagaikan pinang dibelah dua.
 Anggota DPR itu bak kaca lupa pada kulitnya.
Coba kalian perhatikan contoh kalimat “Sikapnya sangat keras bagai batu”, meskipun antara kata “sikap” dan “batu” adalah dua hal yang berbeda, tetapi dibandingkan pada kesamaan sifatnya yang sama-sama kokoh dan keras. Agar lebih paham, berikut ini adalah contoh kalimat lain yang menggunakan majas asosiasi.
 Semangatnya amat keras laksana batu
 Tangisan anak tersebut laksana radio tak berantena.
 Senyumnya kecut seumpama asam jawa.
 Matamu bak bintang kejora.
 Otaknya lancar seumpama air yang mengalir.
 Omongannya layaknya  tong kosong.
 Wajah anaknya ibarat pinang dipecah menjadi dua.
 Alangkah hebat larinya bagaikan busur  terlepas dari panah.
 Keras suaranya bagaikan suara gelegar petir.
 Kemana mana selalu berdua bagaikan sepasang merpati.
 Ketepatan dan kecepatan menghitung seumpama kalkulator.
 Ibarat mesin, dia  tidak {pernah } kelihatan Lelah.
 Rambutnya seumpana mayang yang diurai.

2. Majas Metafora
Majas metafora adalah majas atau gaya bahasa yang membandingkan secara langsung dua hal dalam bentuk perbandingan analogis. Ciri-ciri dari majas metafora adalah tidak terdapat konjungsi (kata hubung) pada kalimat. Majas metafora sering dipergunakan pada karya sastra seperti syair,puisi, dan sejenisnya. Contoh majas metafora adalah sebagai berikut.
 Valentino Rossi adalah bintang balapan motor kelas dunia.
 Dia merupakan anak emas guru bahasa Indonesia.
Perhatikan contoh kalimat pertama di atas. Pada contoh kalimat pertama menyebutkan bahwa Valentino Rossi dibandingkan langsung dengan bintang. Bintang seperti yang kalian ketahui adalah hal yang bersinar di angksa. Dengan begitu, maksud pembalap tersebut memiliki prestasi berkelas. Contoh kalimat metafora lainnya adalah sebagai berikut.
 Hati dia seputih salju.
 Jiwaku sebersih embun pagi.
 Polisi hari ini mengamankan para sampah masyarakat.
 Pertarungan raja hutan melawan harimau begitu seru sekali.
 Orang tua pastinya selalu menyayangi buah hatinya.
 Reni adalah anak yang kutu buku.
 Dewi malam menunjukkan cahayanya di Malam ini.
 Sandra adalah bunga desa yang menjadi wanita idaman di sana.
 Doni adalah anak emas yang bisa segalanya.
 Negara ini sudah terlalu banyak tikus berdasi, kita perlu membasminya.
 Sinta adalah bintang kelas yang selalu berada di rangking 1 berturut-berturut.
 Hari Ini si Angga membuat masalah lagi dengan para lintah darat.
 Tepat pada hari Jumat kemaren, pasar senen telah dilalap si jago merah.
 Menjelang hari lebaran, semua harga bahan pokok pada melambung tinggi semua.
 Wahai para generasi muda, janganlah jadikan pil setan ini sebagai temanmu, karena dia bisa menghancurkan masa depanmu.

3. Majas Personifikasi
Majas personifikasi adalah majas yang menggambarkan benda yang tidak bernyawa seolah memiliki sifat seperti manusia. Ciri umum dari majas personifikasi adalah digunakan pada benda mati dan kemudian diberikan sifat kemanusiaan. Contoh majas personifikasi adalah sebagai berikut.
 Ombak laut berlarian ke tepi pantai.
 Matahari sedang bersedih.
 Bulan sedang mengintip di balik awan.
Perhatikan contoh pertama, ombak merupakan benda mati (tidak bernyawa) tetapi digambarkan seolah-olah dapat berlari layaknya manusia. Begitupun pada contoh kedua dan ketiga, matahari dan bulan digambarkan dapat berperilaku layaknya manusia, yaitu bersedih dan mengintip. Contoh kalimat personifikasi lainnya adalah sebagai berikut.
 Angin berlambai-lambai mengirim pesan sang Puteri.
 Pohon itu bersedih, sebab tahu dia akan di tebang.
 Ombak laut meloncat-loncat meraih langit biru.
 Matahari sedang gembira.
 Di hari ini langit mendung tidak ceria kayak pagi kemarin.
 Hatiku Menangis Lihat Kau bersamanya.
 Sinar Mentari memeluk mereka yang lagi bersedih.
 Baru beberapa meter, mobilnya sudah batuk-batuk.
 Saat malam datang, matahari pun beranjak tidur beristirahat.
 Pensil tersebut lagi berpikir keras mengerjakan PRku.
 Suara sirine ambulan mengaung-ngaung membangunkan orang-orang yang sedang tidur.
 Jeritan panjang Peluit sang wasit menandakan selesainya pertandingan.
 Semak belukar tersebut beramai-ramai berkumpul di halaman rumah kami.
 Pagar tembok  tersebut menghadang larinya si  pencuri.
 Hanya matahari sore yang menemaniku saat itu.
 Rembulan terasa senyum kepadaku malam itu.
 Laptop ini adalah saksi bisu perjalananku menuju keberhasilan.
 Tampak di langit yang biru layangan berlambai-lambai dengan bebas.
 Malam itu fikiranku mengajak obrolan tentang dia.

4. Majas Alegori
Majas alegori adalah majas yang ingin mengungkapkan sesuatu dengan cara kiasan atau penggambaran. Ciri-ciri majas alegori biasanya kalimatnya cukup panjang dan terdapat beberapa kiasan namun membentuk suatu kesatuan yang jelas dan tersurat. Contoh majas alegori adalah sebagai berikut.
 Agama merupakan kompas dalam mengarungi samudera kehidupan yang penuh badai serta gelombang.
 Al Quran adalah rambu yang menjadi pedoman dan penerang untuk menunjuk jalan menuju Allah. Selama kita patuh dan mengikuti rambu dengan baik, maka insya Allah akan selamat sampai akhir.
 Perumpamaan berumah tangga itu bagaikan Sama halnya mengarungi samudra dengan bahtera. Dijumpai indahnya panorama yang sangat mempesona namun tidak jarang pula mengalami terpaan ombak dan badai guncangan Dahsyat terhadap kita
 Dunia ini ibarat sebuah tumbuhan hijau yang bisa menyihir mata para manusia yang melihatnya, begitu menarik menakjubkan dan indah namun lambat laun seiringnya waktu dia akan menjadi kuning kering kerontang dan akhirnya musnah
 Otak manusia itu seperti halnya mata pisau seiring waktu jika sering dipakai maka akan semakin tajam membuatnya semakin disegani manusia tapi apabila didiamkan begitu saja atau tergeletak maka seiringnya waktu di akan menjadi tumpul dan tidak lagi menyilaukan lagi.

5. Majas Simbolik
Majas simbolik adalah majas yang menggunakan benda, hewan atau tumbuhan sebagai simbol untuk menjelaskan maksud tertentu. Ciri-ciri dari majas simbolik adalah adanya penggunaan kata benda, hewan atau tumbuhan serta maksud disampaikan secara tersirat. Contoh majas atau gaya bahasa simbolik adalah sebagai berikut.
 Dia akan dibawa ke meja hijau. (maksudnya = pengadilan)
 Pura pura meminta maaf sama halnya dengan bunglon yang mencari celah untuk kamuflase. (maksudnya = sering berubah pendirian)
 Dosenku adalah kamus berjalan. (maksudnya = menguasai banyak perbendaharaan kata)
 Terkait aksi demo 4 November 2016 Kemaren, pemerintah tidak mau dianggap sebagai kambing hitam. (maksudnya = biang masalah)
 Benar benar hebat tingkah kelakuan si hidung belang yang selalu lihai memelintir kata buat menipu. (maksudnya = orang jahat)
 Ingat mulutmu ialah harimaumu, jadi selalu jaga perkataan baikmu. (maksudnya = dapat menyerang balik)
 Perbuatan dan bicaranya mirip dengan iblis. (maksudnya = sangat buruk)

6. Majas Metonimia
Majas metonimia adalah majas yang memakai ciri, merek, atau atribut tertentu untuk menggantikan pengucapan sebuah benda atau dengan kata lain terdapat pemakaian kata tertentu untuk menggantikan nama general dari benda tersebut. Contoh majas metonimia adalah sebagai berikut.
 Setiap malam kakek selalu minum Nescafe. (maksudnya kopi nescafe)
 Dia datang dengan naik Innova. (maksudnya mobil Toyota Innova)
 Karena haus, adik minum Aqua. (maksudnya air merek Aqua)
 Perjalanan ke Malang menuju Surabaya dengan naik Garuda akan terasa lebih cepat (maksudnya pesawat terbang Garuda)
 Saat sekarang ini banyak sekali pengguna Facebook dikalangan para remaja, bahkan orang tua pun tidak mau kalah (maksudnya Sosial Media)
 Karena sering menghisap jarum, dia terserang penyakit paru-paru.(maksudnya merek rokok Djarum)

7. Majas Sinekdokhe

Majas sinekdokhe adalah majas yang menyebutkan sebagaian untuk seluruh bagian atau sebaliknya seluruh untuk sebagian. Majas sinekdoke terbagi menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut.
 Majas Pars Pro Toto
Pars pro toto yaitu majas atau gaya bahasa yang menyebutkan sebagian dengan maksud untuk keseluruhan. Contohnya adalah sebagai berikut.
 Sejak minggu kemarin, ia tidak kelihatan batang hidungnya.
 Agar bisa masuk ke gedung bioskop tersebut, maka perkepala diwajibkan membayar Rp.30.000,00.
“batang hidung” dan “perkepala” tersebut dimaksudkan untuk menyebut person (orang) secara keseluruhan.

 Majas Totem Pro Parte
Totem pro parte adalah majas yang menyebut seluruh objek, padahal faktanya hanya sebagian saja. Contoh majas totem pro parte adalah sebagai berikut.
 Dalam pertandingan Sepak bola yang diadakan tadi malam, Jerman akhirnya berhasil menjadi juara pada pertandingan akbar piala dunia.
 Malang akhirnya mampu menyabet juara cabang olahraga atletik di PON pada tahun ini.
Yang dimaksud dengan “Jerman” adalah kesebelasan Jerman sedangkan yang dimaksud dengan “Malang” adalah para atlet perwakilan kota Malang. Namun disebutkan keseluruhan yaitu Jerman dan Malang.

8. Majas Simile
Majas simile adalah majas yang membandingkan antar dua hal secara jelas atau eksplisit dan terdapat kata penghubung seperti ibarat, layaknya, umpamanya, bak, bagai dan contoh sebagainya. Sekilas apabila kita bandingkan dengan majas perumpamaan atau asosiasi agak sama, namun tetap ada perbedaan diantara keduanya. Contoh majas simile dalam kalimat adalah sebagai berikut.
 Senyumanmu begitu indah ibarat bunga bunga yang sedang mekar.
 Gadis itu sungguh cantik sekali bagai bidadari yang baru saja turun dari kahyangan.
 Laki-laki itu memiliki pendengaran yang benar benar tajam bagaikan pendengaran kelinci.
 Aku dan kamu ibarat air dan minyak, tidak akan bisa bersatu walaupun dicampur.
 Perkataan ibu benar-benar menyejukkan ibarat embun pada pagi hari.
 Mereka bagaikan kucing dan anjing yang tidak pernah bisa akur dan selalu bertengkar.
 Menghafal suatu hal dari semenjak kecil ibarat seperti mengukir tulisan di atas batu, yang akan ingat selamanya.

9.  Majas Alusio
Majas alusio adalah majas perbandingan yang memakai peribahasa atau kata kiasan yang sudah sering digunakan. Ciri dari majas alusio adalah penggunaan ungkapan yang tidak di selesaikan, sebab hal itu sudah umum diketahui. Contoh dari majas alusio adalah sebagai berikut.
 Kamu ini memang tua-tua keladi.
 Bandung sering disebut sebagai Paris van java.
Pada contoh pertama maksud dari tua-tua keladi adalah makin tua makin menjadi. Perkataan tersebut tidak perlu penjelasan karena sudah jamak diketahui oleh umum.

10.  Majas Antropomorfisme
Majas antropomorfisme adalah majas yang memakai kata yang terkait dengan manusia tapi dipakai pada benda lain. Contoh majas antropomorfisme adalah sebagai berikut.
 Mulut gua itu sangat sempit.
 Kancil itu pandai.

11. Majas Sinestesia
Majas Sinestesia adalah majas metafora yang mengungkapkan sesuatu yang terkait dengan panca indera manusia. Ciri majas sinestesia yang jelas adalah adanya penggunaan indera dalam kalimat tersebut. Contoh majas sinestesia ini adalah sebagai berikut.
 Suaranya merdu sekali.
 Rio Haryanto mencetak sejarah manis dengan mencatatkan diri sebagai pembalap di F1.
Pada contoh pertama adalah adanya penggunaaan kata “merdu” yang terkait dengan indera pendengaran. Sementara pada contoh kedua, terdapat kata “manis” yang terkait dengan indera perasa.

12. Majas Antonomasia
Majas antonomasia adalah majas yang menyebutkan sesuatu tidak secara langsung, melainkan dengan menggunakan sifat yang melekat pada obyek tersebut. Contoh majas antonomasia adalah sebagai berikut.
 Si Gempal
 Si Pandai
 Si Keriting
 Si Rajin

13. Majas Aptronim
Majas aptronim adalah majas yang melekatkan sifat atau pekerjaan pada bagian nama seseorang. Contoh majas aptronim adalah sebagai berikut.
 Budi Tukang Suntik.
 Tomang Pertanian.
Pada contoh pertama majas aptronim di atas karena Budi merupakan dokter, sering kemudian disebut sebagai Budi tukang suntik. Begitupun pada contoh kedua, karena Tomang bekerja di Dinas Pertanian, maka sering kemudian disebut sebagai Tomang Pertanian.

14. Majas Hipokorisme
Majas Hipokorisme adalah majas yang menggunakan nama panggilan tertentu yang menunjukkan dekatnya hubungan. Majas ini juga sering dipakai untuk memperlihatkan akrabnya hubungan. Contoh majas hipokorisme adalah sebagai berikut.
 Si Buyung suka main bola.
 Kambing Ronald sangat lucu, karena itu Ronald sangat suka dan merawatnya setiap hari.
Pada contoh pertama majas hipokorisme ini adanya sebutan Si Buyung, yang menunjukkan bahwa yang mengucapkan kata ini punya hubungan yang akrab dengan Buyung. Sementara pada contoh kedua hipokorisme itu ditunjukkan adanya keakraban hubungan antara Ronald dengan kambingnya yang lucu.

15. Majas Litotes
Majas litotes adalah majas yang menurunkan kualitas sesuatu dengan maksud untuk merendahkan diri. Dengan begitu, ada fakta yang dikecil-kecilkan saat penggunaan majas ini. Contoh dari majas litotes adalah sebagai berikut.
 Mari mampir ke gubuk kami.
 Kalau boleh, saya antar Anda dengan mobil jelek ini.
Pada kedua contoh majas litotes di atas, baik makna “gubuk” atau pun “mobil jelek” adalah bukan makna sebenarnya. Sebab kenyataannya adalah gubuk itu adalah istana. Begitupun dengan “mobil jelek” itu faktanya adalah Lamborghini. Contoh lain majas litotes adalah sebagai berikut.
 Kenapa kamu bertanya kepada orang dungu semacam saya ini?
 Berkunjunglah sebentar untuk melihat-lihat gubuk kecil kami  ini
 Makanlah seadanya, sebagai penghilang lapar
 Saya berada tempat tinggal di sebuah rumah yang Ala kadarnya beralaskan tanah dan beratapkan langit
 Ayahku akan membuat pesta kecil-kecilan sebagai memperingati kelahiran kakakku
 Tubuh tua ini tidak layak memperoleh penghargaan menjadi orang terkuat
 Kami hanya bisa bertahan hidup dari usaha kecil-kecilan yang dijalankan oleh satu keluarga
 Aku hanya lah seorang laki-laki kecil yang memiliki impian dan harapan besar
 Jika dia mempunyai harta yang begitu melimpah apalah dayaku yang sekedar memiliki cinta serta kasih sayang.

16. Majas Hiperbola
Majas hiperbola adalah kebalikan dari majas litotes. Dengan begitu majas hiperbola ini bisa diartikan sebagai pengungkapan dengan maksud untuk melebihkan dari kenyataan yang sebenarnya. Sehingga kemudian terkesan berlebihan dan tidak masuk akal. Contoh dari penggunaan majas hiperbola adalah sebagai berikut.
 Sehari diriku tak bertemu denganmu seperti 10 abad kita tak bertemu.
 Harga BBM kini meroket ke langit angkasa.
 Suaranya bagus mengguncang dunia.
Pada tiga contoh majas hiperbola ini terlihat bagaimana pernyataan berlebihan tersebut. Terdapat unsur melebih-lebihkan yang membuatnya seperti mustahil. Contoh majas hiperbola adalah sebagai berikut.
 Inilah berbagai daftar karya karya anak bangsa yang bisa mengguncang dunia.
 Langkah suara Deru prajurit melampaui kebisingan suara kereta api tersebut.
 Doni secepat kilat pulang ke rumah ketika mengetahui kabar ayahnya kembali dari negara Australia.
 Betapapun luasnya samudra akan ku selami demi menemukan keberadaan kamu.
 Di negara Dubai gedung gedung pada dibangun sampai meraih langit paling tinggi.
 Perasaanku iris-iris sembilu saat mendapati menjumpai Ibuku harus bekerja mati-matian untuk satu suap nasi supaya kami bisa tetap bertahan hidup.
 Akhirnya sesudah mati-matian berjuang berbagai soal matematika ini akhirnya tuntas juga.
 Ratusan bahkan milyaran tidak akan mampu me menggadaikan untuk menggantikan kebahagiaan sederhana ini.
 Rintihan hati ini terdengar sampai langit ketujuh.

17. Majas Depersonifikasi
Majas depersonifikasi adalah kebalikan dari majas personafikasi, yaitu mengungkapkan proses atau kegiatan manusia yang disifatkan kepada hewan atau benda non-manusia. Contoh dari majas depersonifikasi adalah sebagai berikut.
 Penonton sepakbola tampak menyemut di tribun.
 Orang itu berdiam diri dan mematung.
Pada contoh majas depersonifikasi yang pertama di atas, kumpulan penonton disebut menyemut. Nah, kata itulah yang membuat kalimat tersebut termasuk majas depersonifikasi. Begitupun dengan kalimat kedua yang terdapat kata “mematung” yang menyematkan sifat patung sebagai benda mati kepada kegiatan manusia.

18. Majas Eufimisme
Majas eufimisme adalah majas yang bermaksud untuk menghaluskan makna. Digunakan kata tertentu yang lebih halus dari kata lainnya yang terkesan lebih kasar. Contoh dari majas eufimisme adalah sebagai berikut.
 Dia adalah siswa tunarungu.
 Saya mohon izin untuk pergi ke belakang.
Pada contoh pertama, yang dimaksud “tunarungu” adalah siswa yang tidak bisa mendengar. Tidak digunakan kata “tuli” yang bermakna lebih kasar dan digantikan dengan “tunarungu”. Sementara pada contoh kedua, maksudnya adalah hendak buang hajat (kencing/BAB). Agar lebih halus, maka digunakan kata  “ke belakang”.

19. Majas Disfemisme
Majas disfemisme adalah majas yang menggunakan kata-kata kasar dengan sengaja. Majas disfemisme ini merupakan kebalikan dari eufemisme. Contoh dari majas disfemisme adalah sebagai berikut.
 Dia adalah siswa tuli.
 Saya minta izin untuk kencing.
 Apa kabar John? (saat bicara dengan ayahnya sendiri yang bernama John)
Ketiga contoh majas disfemisme di atas, secara jelas bagaimana kesan kasar yang muncul. Namun perkataan tersebut sengaja dilakukan supaya mendapat simpati atau sebaliknya mendapat antipati.

20. Majas Fabel
Majas fabel adalah majas yang menjelaskan perilaku hewan seolah-olah bisa bertindak seperti manusia. Ciri dari majas fabel ini adalah adanya hewan atau binatang dalam kalimat tersebut. Contoh majas fabel adalah sebagai berikut.
 Kucing itu sedang berdiskusi dengan kucing lainnya untuk menjebak tikus yang lewat.
 Semut itu sedang bergotong-royong untuk mengangkut makanan yang berserakan itu.
 Seperti kalian lihat, pada contoh majas fabel ini ada unsur hewan yang berperilaku seperti manusia. Pada kalimat di atas terdapat kata “kucing berdiskusi” dan “semut bergotong-royong”.

Post a Comment

Mohon berkomentar secara bijak dengan bahasa yang sopan dan tidak keluar dari topik permasalahan dalam artikel ini. Dan jangan ikut sertakan link promosi dalam bentuk apapun.
Terimakasih.

emo-but-icon

Home item

Recent Post